BONTANG – Di sudut kecil Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, terdapat sebuah daerah yang namanya jarang terdengar. Daerah itu bernama Kampung Timur. Daerah ini menyempil di ujung barat Kota Taman (sebutan Bontang). Kampung Timur saat ini dihuni puluhan Kepala Keluarga (KK) yang mayoritas penduduknya adalah pendatang dari Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Rata-rata mereka sudah menetap sejak puluhan tahun. Lebih tepatnya tahun 1995 atau 25 tahun silam.
Kampung yang berlokasi di wilayah RT 01, Kelurahan Kanaan, Kecamatan Bontang Barat tersebut selama ini cukup dikenalakan keindahan alamnya. Kawasan ini juga dikelilingi oleh bukit-bukit dan pepohonan yang rindang. Namun di balik keindahannya itu, tersimpan berbagai kesulitan dan keterbatasan warga setempat yang tak terbayangkan banyak orang, bahkan oleh pemerintah daerah sekalipun.
Untuk bertahan hidup, mayoritas warga setempat kesehariannya bekerja di bidang pertanian dan perkebunan. Berbagai keterbatasan yang mereka rasakan, membuat taraf hidup masyarakat sekitar sulit meningkat. Kondisi wilayah yang jauh dari pusat kota dan terisolasi akibat akses jalanan yang berlumpur, ditambah minimnya akses air bersih, hingga adanya beberapa rumah yang tidak layak huni, menjadi faktor penghambat terbesar mereka untuk mendapatkan hidup layak selama bertahun-tahun.
Jalan utama yang menghubungkan Kampung Timur dengan kampung terdekat, tampak seperti lautan lumpur yang sulit dilalui, baik oleh pejalan kaki maupun kendaraan. Anak-anak sekolah, para petani, dan pedagang kecil, menjadi korban yang paling merasakan dampak dari kondisi jalan yang memprihatinkan ini. Apalagi setelah setiap kali hujan turun membasahi bumi.
“Saya akhirnya tidak berani lewat jalan ini lagi. Memang ada jalan alternatif lain, tetapi jauh karena harus memutar. Kasihan anak saya terkadang terlambat kalau pergi ke sekolah,” keluh Paulinamisa (34), salah satu Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kampung Timur.
Selain berdampak pada pendidikan, permasalahan ini juga menyasar urusan ekonomi masyarakat setempat. Kerap kali petani ingin menjual hasil panennya, mereka harus menunggu kondisi jalanan kering terlebih dahulu, atau terpaksa diangkut menggunakan becak agar hasil panennya agar tidak cepat layusaat sampai di pasar. Belum lagi soal minimnya ketersediaan air bersih, selama bertahun-tahun warga hanya mengandalkan sumber air bersih dari hasil membeli ke perusahaan air tangk iair, ataupun berharap pada air tadah hujan yang disimpan di dalam bak penampungan.
Jika terpaksa, warga setempat terkadang harus menggunakan air dari sungai kecil di dekat rumah mereka, yang kualitasnya seringkali tidak layak konsumsi. Kondisi ini kerap menimbulkan berbagai masalah kesehatan, terutama di kalangan anak-anak. Bila musim kemarau tiba, selalu menjadi momok. Apalagi ketika sumber air mengering yang menyebabkan kebutuhan sehari-hari sulit terpenuhi.
“Kami sering kekurangan air untuk mandi, memasak, bahkan untuk minum,” ungkap Sinaeng, Ketua RT 01 Kampung Timur, Kelurahan Kanaan.
HARAPAN DI TENGAH KESULITAN
Perjuangan sehari-hari warga Kampung Timur adalah gambaran nyata dari keteguhan dan kebersamaan mereka. Semangat warga untuk tetap bertahan hidup di tengah berbagai keterbatasan, tidak pernah padam. Sampai akhirnya, secercah harapan itu hadir. Harapan yang sebelumnya tak pernah disangka-sangka. Harapan yang menjadi terkabulnya doa mereka selama bertahun-tahun. Semua kesulitan itu terwujud melalui Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-120 yang dilaksanakan jajaran Kodim 0908/Bontang.
Usai TMMD dibuka secara resmi Rabu (8/5/2024), semangat para prajurit TNI langsung menggema di Kampung Timur, Kanaan. Kehadiran mereka bukan untuk berlatih tempur atau melakukan latihan militer, melainkan menjalankan misi mulia. Misi mereka bukan sekadar tugas, melainkan sebuah panggilan kemanusiaan untuk membuka akses jalan yang selama ini mengisolasi kampung kecil ini dari dunia luar, sehingga dapat menghubungkan kampung ini dengan kampung lainnya.
“Ini adalah bagian dari tugas kami untuk membantu rakyat. Kami ingin memastikan bahwa tidak ada warga negara yang terisolasi hanya karena infrastruktur yang belum memadai,” kata Letkol Inf Aryo Bagus Daryanto, Komandan Kodim (Dandim) 0908/Bontang.
Pengerjaan jalan ini bukanlah tugas yang mudah. Medan yang berat, curam, dan dipenuhi dengan hutan lebat menjadi tantangan besar bagi para prajurit TNI. Dengan menggunakan alat berat dan mengerjakannya secara kerja keras tanpa henti, mereka mulai membuka akses dengan pembuatan badan jalan sepanjang 650 meter dan lebar 9 meter. Selain itu, juga dilakukan penimbunan sepanjang 400 meter, dan di sisi kanan kiri jalan dibuatkan saluran drainase sepanjang 442 meter. Semua pekerjaan itu merupakan sasaran fisik utama dalam program TMMD kali ini.
Selain bekerja keras di lapangan, TNI juga menjalin kerjasama yang erat dengan warga lokal. Warga Kampung Timur, dengansemangat gotong-royong, turut membantu para prajurit dengan menyediakan makanan, tenaga tambahan, dan dukungan moral. Setelah 30 hari bekerja keras, akhirnya pengerjaan badan jalan tersebut berhasil dirampungkan. Dengan terbukanya akses jalanini, berbagai manfaat langsung dirasakan oleh warga kampung. Akses ke layanan kesehatan, pendidikan, jalan utama, dan pasar kini menjadi lebih mudah dan cepat.
“Sekarang, kami bisa membawa hasil panen ke kota dan menjualnya dengan harga yang lebih baik. Anak-anak juga bisapergi ke sekolah tanpa harus menempuh perjalanan yang melelahkan,” kata Sinaeng, yang juga seorang tokoh masyarakat di kampung tersebut.
Selain fokus pada sasaran fisik utama, sekelompok pria berbaju loreng lainnya juga tampak mengerjakan sasaran fisik tambahan yang telah telah disusun Kodim 0908/Bontang, yakni pembuatan sumur bor. Mereka terlihat berkumpul mengenakan pakaian kerja dan topi rimba khas TNI untuk melindungi diri dari terik matahari. Sejumlah alat pertukangan pun telah disiapkan sebagai “senjata” untuk menyediakan air bersih, yang nantinya bakal menjadi sumber kehidupan baru bagi masyarakat setempat.
Suara mesin bor yang mereka gunakan terdengar memecah kesunyian. Di tengah kondisi cuaca tak menentu, suara menggema dari mesin bor tersebut menjadi melodi harapan bagiwarga kampung yang selama ini kesulitan mendapatkan air bersih. Tangan prajurit tampak kuat menggenggam peralatan bor. Hal itu rela dilakukan demi mendapatkan secercah kehidupan, melalui munculnya sumber mata air yang tersembunyi jauh di bawah permukaan tanah. Bersama dengan warga sekitar, prajurit TNI bahu-membahu menyusun pipa, mengatur mesin pompa, dan membangun struktur pelindung bagi sumur bor tersebut.
Struktur lapisan tanah yang ada di lokasi itu terus dikeruk secara gotong royong. Keringat bercucuran di tubuh dan panasnya sengatan matahari tak menyurutkan langkah mereka. Setiap putaran bor membawa harapan baru, setiap meter tanah yang terangkat adalah langkah untuk mempersembahkan kehidupan yang lebih baik bagi warga setempat.
Pengerjaan sumur bor ini ternyata tidak semudah membalik telapak tangan. Prajurit TNI yang bertugas mengebor, harus berhadapan dengan kondisi tanah yang keras dan berbatu. Mereka harus menggali hingga kedalaman lebih dari 100 meter untuk mencapai sumber air yang memadai. Sejumlah peralatan pendukung turut digunakan untuk memastikan sumur bor dapat menghasilkan air dengan debit yang cukup besar.
Selama proses pengerjaan berlangsung, antusiasme warga sudah tak terbendung. Setiap hari, mereka berkumpul di sekitar lokasi pengeboran, menyaksikan perkembangan yang terjadi. Hanya butuh waktu dua pekan, seluruh komponen sumur bor sudah bisa terpasang dan difungsikan untuk mengaliri air bersih ke warga. Mulai dari pemasangan tower untuk tempat penampungan air, pemasangan instalasi listrik untuk menggerakkan pompa air, hingga proses pengecatan bangunan di sekitaran sumur bor. Kondisi itu membawa secercah harapan bagi masyarakat setempat.
Ketika sumur bor ini rampung seratus persen, aura bahagia terpancar dari masyarakat Kampung Timur. Seketika ibu-ibusetempat langsung berinisiatif menampung air dari ember-ember dan galon besar, sementara anak-anak asyik riang gembira berlari sambal bermain air. Tampak warga juga langsung mengucapkan rasa terima kasih kepada segenap komponen TNI yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.
Letkol Inf Aryo Bagus Daryanto, yang memimpin pelaksanaan program TMM menambahkan, pengerjaan sumur bor merupakan bagian dari upaya TNI untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Selain itu membantu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di kawasan terpencil dan belum tersentuh pembangunan oleh pemerintah setempat. Apalagi program sumur bor ini, sambungdia, juga sejalan dengan program unggulan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), yakni TNI Manunggal Air Bersih(TMAB).
“Kami berharap dengan adanya sumur bor ini, dapat meningkatkan kualitas hidup warga dan membantu merekadalam memenuhi kebutuhan air bersih,” ungkap pria yang juga sebagai Dansatgas TMMD itu.
Bagi warga lokal, adanya sumur bor ini bisa menjadi solusi dalam menyediakan pasokan air bersih yang stabil sepanjangt ahun. Ketika pertama kali air bersih ini mengalir deras di Kampung Timur, raut wajah Sinaeng dan warga lainnya tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Dengan mata yang berkaca-kaca, Ia menceritakan betapa sulitnya kehidupan mereka selama ini tanpa akses air bersih. Kondisi terparah terjadi sebelum tahun 2010.
Setiap pagi sebelum matahari terbit, mereka harus menapaki jalan setapak menuju sungai terdekat. Berbekal ember dan jeriken, warga menempuh jarak cukup jauh untuk mendapatkanair. Musim kemarau adalah masa-masa yang paling menakutkan. Sungai mengering, dan air yang didapat sering kali tak layak konsumsi. Anak-anak sering jatuh sakit, dan kegiatan ekonomi terganggu.
Seiring berjalannya waktu, warga mulai mendapat kemudahan mendapatkan air dengan membeli dari perusahaan penjual air bersih. Air itu kemudian ditampung di tandon yang ada di rumah-rumah mereka. Meski mendapat kemudahan, namun dari segi biaya yang mereka keluarkan cukup mahal. Untuk sekali pengisian tandon kapasitas 1.500 liter saja, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 60-80 ribu. Air itu mereka gunakan untuk memasak dan dikonsumsi sehari-hari.
“Agar pengeluaran kami tidak membengkak, biasa kami siasati dengan menggunakan air sungai untuk mencuci baju atau perabotan rumah tangga. Namun sekarang sudah tidak perlu khawatir, karena sudah ada sumur bor. Airnya bersih dan segar juga. Pokoknya kami sangat terbantu sekali,” ucap Paulinamisa sembari mengusap air mata.
Terbangunnya sumur bor yang dikerjakan prajurit TNI tidak hanya sekadar menyediakan air bersih, tetapi juga membawa perubahan positif dalam kehidupan warga. Dengan kemudahan akses tersebut, kesehatan dan kebersihan warga akhirnya meningkat. Selain itu, para petani sekitar, kini juga telah memiliki pasokan air yang cukup untuk mengairi lahan perkebunan mereka, yang diharapkan dapat meningkatkan hasilpanen. Hal ini sangat berdampak signifikan terhadap perputaran ekonomi masyarakat sekitar.
DIRANCANG BERKELANJUTAN
TMMD kali ini mengangkat tema “Darma Bakti TMMD Mewujudkan Percepatan Pembangunan di Wilayah”. Adapun personel yang terlibat tidak hanya dari unsur TNI, tetapi juga Polri dan masyarakat. Anggaran yang diberikan pemkot kepada Kodim Bontang sebesar Rp 2 miliar. Rp 1,8 miliar untuk fisik, dan 200 juta untuk nonfisik.
Wali Kota Bontang, Basri Rase menyampaikan, Program TMMD wajib didukung. Sejak awal dirinya yakin, seluruh sasaran yang direncanakan baik fisik maupun nonfisik, bisa terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Jangankan di darat, kata Wali Kota, di tempat yang sulit sekalipun, TNI mampu menuntaskannya. Bahkan TMMD sebelumnya, kata dia, pernah menyasar pembangunan turap di Sungai Bontang.
“Dulu ada kejadian ada buaya, kontraktornya lari, tidak mampu, begitu ada TMMD, pekerjaan itu selesai. Itulah keunggulanTNI. Baik di darat, laut, udara, semua bisa dilaksanakan,” ucapnya mengapresiasi.
Ke depan, lanjut Basri, Pemkot Bontang akan melanjutkan pembangunan yang telah diawali oleh TMMD di Kampung Timur. Pemkot bakal menerjunkan Organisasi perangkat Daerah (OPD) terkait untuk meninjau secara langsung guna mencatat dan merencanakan program berkelanjutannya. Orang nomor satudi Bontang itu turut mengapresiasi serta merasa bangga atasprogram TMMD, karena dalam waktu yang singkat pembangunan di Kampung Timur dapat terselesaikan. Bahkan hal-hal teknis yang tidak bisa diselesaikan oleh pemkot, mampu dibereskan TNI tanpa menimbulkan masalah baru.
Ditambahkan Panglima Kodam (Pangdam) VI/Mulawarman, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Tri Budi Utomo, pihaknya mengapresiasi dan memberikan penghargaan kepada seluruh Satgas TMMD di jajaran Kodim 0908/Bontang. TMMD, kata dia, bertujuan membantu pemerintah daerah meningkatkan akselerasi pembangunan di daerah dalam membangun infrastruktur, serta membuka daerah yang terisolasi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, juga meningkatkan kehidupan berbangsa maupun bernegara dalam rangka kepentingan pertahanan, serta tetap terpeliharanya kemanunggalan TNI dengan rakyat.
“Terima kasih kepada Satgas TMMD yang telah mewujudkan pencapaian sasaran sesuai dengan rencana dan waktu yng telah ditetapkan. Baik sasaran fisik maupun nonfisik,” kata pria yang juga menjabat sebagai Pengendali Kegiatan Operasional (PKO) TMMD.
Sebagai informasi, selain dua sasaran besar itu, TMMD ke-120 Kodim 0908/Bontang juga menyasar pembangunan satu unit Rumah Layak Huni (RLH) untuk warga tidak mampu, pembangunan tempat Mandi Cuci Kakus (MCK), pengecatanrumah ibadah, hingga pembersihan sejumlah pasar di Bontang. Ditambah kegiatan nonfisik seperti penyuluhan bela negara dan wawasan kebangsaan, penyuluhan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan masyarakat, penyuluhan pertanian dan peternakan. Selain itu penyuluhan bahaya narkoba, penyuluhancegah tangkal radikalisme, penyuluhan stunting balita, penyuluhan posyandu posbindu dan Penyakit Tidak Menular (PTM), serta Kampanye Kreatif Rekrutmen TNI Angkatan Darat. Program ini dirancang selama sebulan, 8 Mei – 6 Juni2024.
PENGABDIAN TANPA BATAS
Kisah kegigihan TNI dalam membuka akses jalan dan membangun sumur bor di Kampung Timur Kanaan adalah bukti nyata dari semangat pengabdian tanpa batas. Mereka menunjukkan bahwa dengan kerja keras, kerja sama, dan semangat kemanusiaan, tantangan sebesar apapun dapat diatasi.
Jalan baru yang dibuka oleh TNI kini menjadi simbol harapan dan masa depan yang lebih baik bagi Kampung Timur. Pembukaan jalan ini bukan hanya tentang infrastruktur, tetapijuga membawa harapan baru bagi warga warga setempat. Jalan ini membuka peluang untuk perkembangan ekonomi, akses pendidikan, dan kesehatan yang lebih baik.
Begitu juga dengan sumur bor, proyek ini bukan soal infrastruktur, melainkan titik balik dalam kehidupan masyarakat. Dengan adanya pasokan air bersih yang stabil, diharap kankesehatan masyarakat meningkat dan kegiatan ekonomi seperti pertanian dan peternakan dapat berkembang lebih baik. Air yang keluar dari sumur bor ini lebih dari sekadar air bersih. Ini adalah air kehidupan. Air yang akan mengubah segalanya. Dengan pasokan air yang stabil, kesehatan anak-anak akan membaik, kegiatan pertanian akan kembali hidup, dan kesejahteraan ekonomi warga akan meningkat.
Program TMMD tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga mengedepankan semangat kebersamaan antara TNI dan masyarakat. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa dengan semangat kerja sama dan gotong royong, tantangan sebesar apapun bisa diatasi. Pembangunan yang menyasar di Kampung Timur Kanaan adalah contoh nyata bagaimana TNI melalui program TMMD berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan maupun terpencil. Lewat program ini, kini warga Kampung Timur bisa tersenyum lebar.
Di balik seragam militer dan kedisiplinan yang tinggi, ada hati yang peduli dan tangan yang siap membantu. Program TMMD akan terus berjalan, membawa perubahan positif ke berbagai pelosok negeri, membangun Indonesia dari pelosok ke pelosok.(***)
Penulis : Bambang