TERASKATA.COM, BONTANG – Angka stunting di Bontang, Kalimantan Timur cukup tinggi. Berdasarkan data tahun 2023 angka stunting mencapai 21 persen. Sementara, pemerintah menarget penurunan stunting 14 persen di tahun 2024.
Sebagai upaya menurunkan angka stunting, mantan Wali Kota Bontang Periode 2016 – 2021 dr. Hj. Neni Moerniaeni Sp.OG memberi pembekalan pendidikan pernikahan usia dini kepada para remaja dan pencegahan stunting.
Pembekalan diberikan kepada mahasiswa PIK Remaja STITEK Bontang dan Generasi Berencana (Genre) Kota Bontang. Juga dihadiri Ketua PIK Remaja STITEK Dahlia dan Duta Generasi Berencana (Genre) Bontang tahun 2022, Esthevino Marthfian dan Amatullah Mutmainna Musyafa.
Menurut Neni, salah satu penyebab tingginya angka stunting di Bontang disebabkan karena pernikahan usia dini.
“Menikah di usia belum matang sangat berisiko stunting. Maka itu, upaya yang bisa kita lakukan adalah memberi edukasi ke anak-anak kita agar tidak menikah di usia dini,” ujarnya.
Selain itu, menurut Neni Menikah di usia yang matang memiliki peran penting menciptakan keluarga sehat dan jauh dari risiko stunting. Pernikahan yang sehat juga berperan besar dalam menentukan masa depan anak.
Maka dari itu, Ia mendorong melalui peran remaja, untuk memberikan sosialisasi bagi rekan sebayanya, bagaimana memahami bahaya pernikahan dini dan bahaya stunting secara berkesinambungan.
“Karena kalau banyak yang mengalami stunting, kita akan kehilangan generasi (lost generation) di masa depan. Jadi kalau kita berbicara pencegahan stunting itu harus dilakukan secara holistik, komprehensif dan berkesinambungan,” timpalnya.
Maka, persoalan pernikahan usia dini dan stunting ini dianggap Neni menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi semua yang harus diselesaikan. Utamanya bagi pemerintah, karena stunting adalah sebuah siklus.
“Ini menjadi PR dan harus kita tanggulangi bersama. Kalau perlu lakukan riset terkait pernikahan usia dini dan stunting,” imbuhnya.
Sementara itu, Duta Genre Bontang tahun 2022 Esthevino Marthfian dan Amatullah Mutmainna Musyafa mengatakan, edukasi pemahaman bagaimana mencegah pernikahan usia dan pencegahan stunting ini sangat penting.
Hal ini juga menjadi fokus pada program Genre yang mengedepankan pembentukan karakter para remaja, yang bertugas untuk mensosialisasikan berbagai program yang digagas oleh pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
“Kegiatan ini sangat penting. Edukasi yang disampaikan, menjadi tugas, bagaimana mensosialisasikan pada rekan sebaya, agar terhindar dari perilaku negatif yang berdampak buruk pada kehidupan remaja,” jelas Esthevino Marthfian dan Amatullah Mutmainna Musyafa. (YS)