TERASKATA.COM, BONTANG – Merebaknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang sapi ternak di beberapa daerah di Indonesia, tidak berpengaruh dalam penjualan hewan kurban di Bontang.
Firman salah satu pedagang sapi di Jalan KS Tubun, Kelurahan Api-Api, Bontang Utara, mengaku peminat hewan kurban tetap tinggi, walaupun kasus PMK di luar Kaltim masih menjadi masalah yang belum terselesaikan.
“Sejauh ini tidak ada masalah, saya punya sapi 12 dari Majene, Sulbar. Sudah laku 3, biasanya H-7 lebaran baru ramai. Jadi laku 3 sekarang itu normal,” ungkapnya.
Menurutnya persoalan PMK tidak perlu dikhawatirkan sampai ke Bontang. Pasalnya pemerintah, kata Firman, hanya memperbolehkan hewan kurban yang masuk kesini hanya dari daerah steril. Seperti Sulawesi dan NTT.
Selain itu, ia bilang pemerintah melalui Dinas Ketahanan, Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) dan dokter Puskeswan datang melakukan cek kesehatan hewan kurban yang dijual para pedangang.
“Kalau sudah di stanpel SHT (sehat), berarti sudah aman,” terangnya.
Disinggung soal harga sapi ia jual berada range Rp 22-25 juta, dimana sapi dengan harga 25 juta bobot beratnya dijamin lebih dari 100 kg.
“Harga masih nego,” katanya.
Terpisah, Kasi Pelayanan Kesehatan Hewan DKP3 Bontang, drh Riyono menyebut jika pihaknya masif melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap semua hewan kurban yang masuk ke Bontang.
Dari data DKP3, sudah 1.492 ekor sapi yang telah diperiksa survey klinis per tanggal 30 Juni 2022. Dan Riyono memastikan tidak ditemukan ada gejala yang mengarah ke PMK.
“Di Bontang aman PMK,” terangnya
Namun, ia tetap menghimbau agar masyarakat tetap selektif membeli sapi dengan meminta, sertifikat karantina atau surat pelepasan hewan dari daerah asal.