TERASKATA, Bontang – Belum lama ini, viral video percakapan guru di grup WhatsApp beredar di media sosial. Itu tentang seorang guru mewanti muridnya agar tidak memilih calon ketua OSIS yang tak seiman. Mirisnya, guru yang bersangkutan diduga mengajar Ilmu Pendidikan Agama dan Budi Pekerti.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang, Saparuddin menegaskan, agar tenaga pengajar atau guru sekolah menjadi contoh yang baik dalam hidup bermasyarakat.
“Yang namanya toleransi itu wajib. Alhamdulillah, yang seperti itu tidak pernah terjadi di Kota Bontang,” ujarnya saat ditemui.
Menurutnya, guru sebagai seorang pendidik harus bersikap profesional sesuai tugasnya. Karena setiap peserta didik layak mendapatkan pendidikan yang sama, tanpa membeda-bedakan muridnya.
“Pada dasarnya adalah Hak Asasi Manusia (HAM). Namanya dunia pendidikan semua peserta didik wajib mendapatkan hak yang sama. Apa ada jaminan jika ketua OSIS tersebut dipimpin seorang muslim bisa lebih baik atau sebaliknya misalnya? Kan tidak ada. Semua kembali kepada pribadi peserta didiknya lagi,” sebutnya.
Disampaikannya, Kota Bontang juga memiliki toleransi beragama yang tinggi. Karena ada beberapa sekolah yang dipimpin oleh yang beragama non-muslim.
“Tidak ada aturan terkait perbedaan agama. Contoh saya sendiri berasal dari kampung dan di kampung saya banyak berbagai suku dan agama, namun tetap saling membantu, tidak memandang agama ataupun suku apa. Itu lah keindahan toleransi beragama,” tuturnya.
Ia juga mengatakan, guru tak sekedar bertugas sebagai pegawai formal semata. Namun, sosoknya harus membawa nilai dan norma sosial positif sebagai bekal anak didik. (Adv)