TERASKATA.COM, BONTANG – Persoalan Banjir di Kota Bontang, Kalimantan Timur sampai saat ini masih dikeluhkan masyarakat. Sehingga, memerlukan formula tepat untuk mengatasinya.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi III DPRD Bontang Amir Tosina meminta agar penyusunan masterplan banjir bisa melibatkan warga yang betul-betul memahami masalah banjir yang kerap menggenangi hampir sebagian besar wilayah di Bontang.
Mulai, dari RT, Tokoh masyarakat dan lainnya yang benar-benar paham mengenai masalah banjir di Kota Bontang. Karena Amir menilai, skema penanganan banjir yang disusun oleh konsultan dari luar daerah kadang tak sesuai dengan kondisi riil yang ada.
“Jadi mereka yang paham betul juga dilibatkan, saran dan masukan mereka sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan masterplan tersebut, ujarnya, Selasa (30/5/2023).
Politikus Partai Gerindra ini pun menilai jika penyusunan masterplan banjir ini melibatkan masyarakat maka penanganan banjir akan lebih maksimal dan meminimalisir kesalahan saat pengerjaan di lapangan. Seperti turap, drainase, dan lainnya.
“Karena pasti warga lebih paham soal banjir itu, sumbernya darimana dan dampaknya seperti apa. Jadi pembangunannya bisa sesuai dengan kondisi di lapangan,” terangnya.
Selain itu, biaya jasa konsultan ini disebut Atos sapaan akrabnya tidaklah kecil. Maka, dirinya lebih menyarankan agar anggaran untuk jasa konsultan dialami untuk kepentingan lain.
“Kalau mendatangkan konsultan tentu memakan biaya yang enggak sedikit. Belum lagi menggandeng perguruan tinggi. Tapi kalau melibatkan warga lokal, perencanaan bisa tepat sasaran, dan meminimalisir penggunaan anggaran,” terangnya.
Diakhir dirinya berharap agar Pemkot Bontang segera menindaklanjuti usulan tersebut agar melibatkan masyarakat.
“Karena pandangan masyarakat soal skema penanganan banjir berbeda dengan konsultan luar Bontang. Jadi saranya pakai orang lokal saja,” tandasnya. (Adv)