TERASKATA.Com, Kutai Timur – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan Sangatta Utara berencana menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis bak kontainer.
Langkah ini dilakukan untuk mengurangi biaya operasional dan risiko kerja yang tinggi akibat sistem penyisiran sampah yang selama ini diterapkan.
Kepala UPT Kebersihan Sangatta Utara, Jurianto, menjelaskan bahwa sistem penyisiran selama ini cukup membebani, baik dari sisi bahan bakar maupun perawatan armada.
Petugas harus berhenti di banyak titik untuk mengangkut sampah dari wadah kecil seperti drum biru atau TPS besi, yang tersebar di berbagai lokasi.
“Kalau menyisir itu resikonya tinggi. Biaya operasional juga lumayan menyita dana. Karena mobil harus stop jalan-stop jalan, jadi BBM-nya banyak keluar. Belum lagi suku cadang seperti ban cepat habis,” jelasnya.
Untuk menekan beban tersebut, pihaknya menyiapkan penerapan sistem bak kontainer di sejumlah titik strategis.
Dengan sistem ini, sampah dari warga akan dikumpulkan di kontainer besar, sehingga armada cukup datang mengambil kontainer penuh dan menggantinya dengan yang kosong.
“Nanti pihak pengelola seperti kita di UPT kebersihan menempatkan bak kontainernya di mana. Di situ semua RT nanti buangnya ke situ. Jadi enggak capek, tinggal datang armroll angkat buang,” terangnya.
Sistem Bak Kontainer Sedang Uji Coba
Menurut Jurianto, sistem ini akan mulai diuji di beberapa wilayah padat aktivitas, seperti Sangatta Utara, Singa Gembara, Sugapa Barat, serta Teluk Lingga.
Di kawasan dengan gang sempit seperti Teluk Lingga, sistem penyisiran mungkin masih diterapkan sebagian karena keterbatasan akses.
“Ada beberapa tempat yang masih disisir karena gang-nya sempit. Tapi di lokasi yang agak luas kita taruh bak kontainer, kira-kira empat kontainer nanti,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa langkah ini terinspirasi dari hasil studi tiru di Kota Padang. Dimana sistem bak kontainer terbukti lebih efisien.
Di kota tersebut, hampir seluruh kawasan tidak lagi disisir karena setiap titik telah memiliki kontainer yang ditangani sesuai jadwal.
“Saya pernah belajar pengelolaan sampah, di kota besar seperti Padang itu jarang yang menyisir. Jadi ada beberapa tempat di sepanjang jalan itu ditaruh bak kontainer, mereka datang tinggal muat, jam segini buang,” ungkapnya.
Namun demikian, keberhasilan penerapan sistem ini menurutnya perlu diimbangi dengan edukasi kepada masyarakat. Agar terbiasa membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
“Orang kalau sudah namanya sampah ditaruh itu konotasinya langsung jorok. Padahal maksud kita itu supaya efisien. Jadi harus dibarengi dengan edukasi,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa sistem baru ini diharapkan bisa mengurangi beban operasional dan membuat kinerja petugas lebih efektif, tanpa mengorbankan kebersihan lingkungan.
“Kalau beban itu hanya di UPT saja, enggak selesai-selesai. Harus saling gotong royong, masyarakat juga harus mendukung,” pungkasnya. (Ronny/teraskata)





