Paparkan Persoalan Kukar ke Pj Gubernur Kaltim, Baharuddin Demmu Sebut Beberapa Kawasan Belum Nikmati Listrik

TERASKATAKALTIM — Di hadapan Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), Baharuddin Demmu memaparkan beberapa persoalan yang terjadi di Kutai Kartanegara (Kukar).

Hal itu dia disampaikan saat Rapat Paripurna DPRD Kaltim Ke-43, Senin (27/11). Ketua Komisi I anggota DPRD Kaltim itu membahas beberapa teknis terkait usulan masyarakat yang masuk dalam sistem Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD).

“Pertama kita sudah mendengar Pak, apa yang disampaikan teman-teman dari seluruh Dapil dengan sejumlah sulan-usulan masyarakat satu sampai Dapil enam. Yang ingin saya sampaikan terkait teknis pak Pj Gubernur di mana usulan masyarakat harus masuk ke dalam sistem pak yang namanya SIPD,” katanya.

Baharuddin menekankan sinergitas perlu dikuatkan dengan membangun komunikasi yang efektif dan efisien.

“Pesan saya, pak Pj untuk mengingatkan kepada Kepala-kepala OPD saat proses penginputan untuk komunikasi dengan kami. Kadang yang diinput itu, karena tidak ada komunikasi sama sekali inputnya juga sembarangan,” sambungnya.

Dirinya juga mengungkapkan bahwa di beberapa wilayah Muara Badak, hingga kini belum bisa menikmati listrik.

“Saya beberapa kali juga menyampaikan persoalan listrik, tapi sekali lagi kok pemerintah itu kok nggak pernah mau merespon Pak ya. Kecamatan Muara Badak yang dari Kantor Camat itu, nggak sampai tiga kilo ada kampung yang namanya Badak Makmur, ada kampung yang namanya Solo Palai yang sampai hari ini juga tidak pernah merasakan listrik 24 jam,” bebernya.

“Teman-teman OPD ini minimal membangun komunikasinya dengan PLN, PLN ini jangan juga selalu bicara bahwa itu kan tidak banyak orang maka tidak untung, seharusnya tidak boleh berbahasa seperti itu karena PLN itu nggak bisa untuk begitu kan ini menyangkut persoalan hak dasar rakyat,” lanjutnya.

Wakil rakyat dapil Kutai Kartanegara itu, menaruh perhatian terhadap wilayah di pesisir yang akan terancam abrasi.

“Saya sampaikan bahwa wilayah Muara Badak, Marangkayu sampai Bontang itu, wilayah di pesisir pak, itu kan dihuni banyak oleh masyarakat Nelayan contoh di Desa Sebuntal ada kampung yang namanya Kampung Terusan, saat ini lagi sangat terancam abrasi,” terangnya.

“Saya sering melihat kegiatan Pemprov di Berau bagaimana proses penanganan abrasi pantai, saya ingin menyampaikan bahwa kampung ini sebenarnya Pak kalau lagi air pasang itu juga sudah masuk dan sangat dekat ke fasilitas umum misalnya Masjid,” lanjutnya.

Ke depan, Dia berharap Pemerintah lebih fokus dan memberi perhatian pada wilayah tersebut. Sebab ada prediksi bahwa 5-10 tahun kampung hilang begitupun juga kampung yang namanya desa Gresik.

“Sekali lagi saya ingin mengingatkan itu sehingga wilayah-wilayah pesisir Muara Badak sampai Marangkayu itu menjadi perhatian pemerintah di wilayah-wilayah itu supaya abrasi itu bisa tertangani dengan baik,” pungkasnya. (adv/dprd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *