TERASKATAKALTIM — Generasi muda yang partisipatif sangat diharapkan dalam pembangunan. Tapi partisipatif saja tidaklah cukup, pemuda juga harus memiliki daya pikir yang mumpuni dalam partisipasinya.
Bahri, Kepala Bidang Pengembangan Pemuda dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim), dengan tegas mengajak seluruh pemuda Benua Etam untuk membangun pola pikir yang kritis.
“Sekarangkan zaman digitalisasi, semua serba enak. Kita mengharapkan dengan pemanfaatan teknologi, inilah yang bisa dijadikan modal utama.” ungkapnya, Senin (06/11).
Menurutnya, lahirnya pemikiran-pemikiran kritis pemuda menjadi kunci agar keterlibatan dan partisipasi pemuda dalam memajukan pembangunan tidak hanya menjadi formalitas belaka, tapi memiliki kontribusi yang baik dan berkualitas.
Bahri, selain mendorong pemuda Bumi Etam untuk terlibat dalam organisasi sebagai wadah meningkatkan kapasitas diri, ia juga menghimbau pemuda harus melek akan literasi digital.
Hal itu dipandang sebagai salah satu langkah agar pemuda bisa membangun kemandirian baik melalui pemikiran maupun ketika berpartisipasi dalam pembangunan.
Adapun literasi digital adalah kemampuan untuk menavigasi dunia digital dengan menggunakan kemampuan membaca, menulis, keterampilan teknis, dan berpikir kritis.
Dirinya berharap para pemuda bisa terbuka dalam menempuh ilmu pengetahuan dimanapun itu asal memberikan hal yang positif demi pengembangan diri dan karakter mereka sebagai generasi penerus. Tentunya, hal itu membutuhkan kerja sama semua pihak terkait.
“Kita berharap para pemuda bisa aktif dalam kegiatan-kegiatan atau pelatihan yang kita lakukan. Kemudian terlibat organisasi atau minimal komunitas. Karena di sana banyak pelajaran yang bisa kita ambil hikmahnya. Kita tentunya ga bisa berjalan sendiri. Pemuda itu yang jelas usia 16-30. OPD mana saja yang membina itu berarti kan ada bersinggungan dan bersinergi dengan Dispora,” jelas Bahri. (Uji/Adv/Dispora)