Teraskata.com

Dari Timur Membangun Indonesia

SPPG APT Pranoto Libatkan UMKM dan Relawan Distribusi MBG di Kutim

admin admin admin
Kepala SPPG APT Pranoto, Dinan Ananda

TERASKATA.Com, Kutai Timur – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) APT Pranoto di Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur terus berjalan dengan dukungan rantai pasok yang melibatkan pelaku usaha lokal serta tenaga relawan.

Kepala SPPG APT Pranoto, Dinan Ananda menjelaskan bahan baku dapur MBG sebagian besar berasal dari koperasi UMKM di Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sebanyak 60 persen dan sisanya 40 persen di pedagang pasar.

“Kita tergantung kalau porsi 1.800 kami itu untuk pasoknya sekitar empat sak sampai lima sak beras. Untuk extend ya untuk Itu, kemudian kita perlu sekitar 50 sampai dengan 80 kg sayur. Kemudian ada beberapa tergantung porsi yang kita hidangkan. Sayur apa dulu nih tergantung? Kalau wortel ya sekitaran itu 50 sampai 80 kg,” jelas Dinan, Rabu (1/10/2025).

Menurutnya, aturan tersebut dibuat agar para pelaku usaha kecil tetap mendapat ruang dalam pasokan bahan MBG.

“Kalau untuk kebutuhan tambahan seperti kecap atau bumbu lain yang jumlahnya tidak terlalu banyak, itu bisa dari pedagang pasar. Intinya semua bahan harus jelas asal-usulnya, supplier harus punya legalitas,” tambahnya.

Ia menegaskan, semua bahan makanan wajib habis dalam sehari. “Kalau untuk bahan seperti ayam, sayuran, itu wajib sekali habis sehari. Tidak boleh ada restock untuk hari berikutnya. Kalaupun ada yang bisa tahan, paling beras yang bisa disimpan satu atau dua hari,” katanya.

Terkait distribusi, Dinan menjelaskan mekanisme jika terjadi kelebihan atau kekurangan makanan. “Kalau misalkan ada kelebihan, pasti kami support ke relawan di dalam untuk makan. Tapi kalau kekurangan, kami carikan solusinya yaitu masak ulang lagi. Walaupun paling yang kurang hanya 10 sampai 20 porsi, bisa langsung dimasak ulang dengan kompor kecil,” ungkapnya.

Selain itu, tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan MBG di Kutai Timur juga cukup besar, yakni dengan total 32 orang relawan dan dibantu dengan satu orang spesialis gizi

“Job desk ahli gizi ini mengawasi pemorsian, memastikan kualitas, jangan sampai yang masuk ke porsi siswa hanya kulit ayam saja misalnya. Itu rawan terjadi human error,” jelasnya.

Dinan menambahkan, keterlibatan ahli gizi sangat penting agar kualitas gizi sesuai dengan standar, meskipun proses produksi makanan dilakukan dalam jumlah ribuan porsi.

“Tapi kami akui kesalahan itu lebih baik diakui dari pada kita harus menutup-nutupi segala sesuatu. Karena program ini intinya memberi gizi seimbang untuk anak-anak,” tegasnya.

Dengan pola pasokan dan distribusi tersebut, ia berharap program MBG tidak hanya menjamin terpenuhinya asupan gizi siswa, tetapi juga memberdayakan UMKM lokal serta menjaga transparansi dalam penyediaan makanan sehat bagi anak sekolah di Kutai Timur.

“Intinya saya berharap dengan adanya SPPG di APT Pronoto ini, semua pihak bisa merasakan kebahagiaannya karena gizi yang seimbang, gizi yang baik akan mencerdaskan bangsa untuk Indonesia emas,” pungkasnya. (Ronny/teraskata)

[gnpub_google_news_follow]
Tutup