Teraskata.com

Dari Timur Membangun Indonesia

‎Puluhan Peserta Pingsan Saat Upacara HUT ke-80 RI di Kutim

Tim Medis Dinas Kesehatan Kutim melakukan penanganan terhadap salah seorang peserta upcara yang mengalami pingsan. (Ft:ronny/teraskata)

‎TERASKATA.Com, Kutai Timur – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Kabupaten Kutai Timur, Sabtu, (17/08/2025), berlangsung meriah dan khidmat.

Dibalik khidmatnya upacara, tercatat sekitar 20 peserta mengalami pingsan akibat cuaca panas dan kondisi tubuh yang kurang fit. Insiden tersebut mendapat perhatian serius dari tim medis yang telah disiagakan oleh panitia.

‎Koordinator Tim Medis di Lapangan dari Dinas Kesehatan Kutim, Rame Sitorus menjelaskan sebagian besar peserta yang tumbang berasal dari kalangan pelajar SMA dan SMK dengan rentang usia 15–16 tahun.

‎“Kebanyakan karena mereka berangkat pagi-pagi sekali, ada yang tidak sarapan, lalu berdiri lama di bawah terik matahari. Akhirnya tubuh mereka tidak kuat,” ujar Rame.

‎Dari total 20 peserta yang pingsan, beberapa juga mengalami sesak napas ringan. Tim medis langsung memberikan penanganan dengan oksigen serta obat-obatan yang sudah dipersiapkan.

‎“Tidak ada kasus fatal, hanya gejala ringan seperti pusing, mual dan sesak. Setelah diistirahatkan dan diberi snack, kondisi mereka membaik,” tambah Ibu Rame.

‎Untuk mendukung layanan kesehatan, panitia melibatkan Dinas Kesehatan dan empat Rumah sakit yakni RSUD Kudungga, RS Medika, RS PKT, RS Cahaya serta PMI. Masing-masing rumah sakit menurunkan tenaga medis serta fasilitas ambulans. Secara total, lima unit ambulans disiagakan di lapangan, dilengkapi dengan dokter, perawat, obat-obatan, hingga tabung oksigen.

‎“Kami siapkan juga sopir ambulans dan tenaga medis yang siap merujuk pasien bila memang diperlukan,” jelasnya.

‎Menurut ibu Rame, jumlah peserta yang pingsan tahun ini menurun dibandingkan perayaan tahun sebelumnya. Hal itu dikarenakan jumlah pelajar yang dilibatkan dalam upacara lebih sedikit, sementara peserta dari kalangan ASN lebih banyak.

‎“Tahun lalu yang pingsan lebih banyak. Tahun ini lebih tertib. Tapi tetap saja pelajar masih mendominasi, terutama perempuan,” ungkapnya.

Ibu ‎Rame juga mengungkapkan, dominasi peserta perempuan yang pingsan tidak terlepas dari kondisi fisik yang lebih rentan, terlebih bila tidak sarapan atau kurang istirahat. “Ada salah satu pasien yang pingsan karena sebelumnya begadang. Jadi memang persiapan tubuh itu sangat penting,” katanya.

‎Selain memberikan penanganan medis, tim kesehatan juga menyiapkan langkah antisipasi berupa makanan ringan. Bagi peserta yang lemah karena tidak sarapan, langsung diberikan snack untuk memulihkan tenaga.

“Panitia sudah menyiapkan makanan kecil. Jadi kalau ada yang lemah karena tidak makan, bisa segera dibantu,” jelas Ibu Rame.

‎Meski sempat terjadi insiden medis, jalannya upacara tetap berlangsung khidmat. Para peserta yang sempat tumbang tidak sampai mengganggu jalannya prosesi peringatan detik-detik Proklamasi.

‎Sebagai catatan, insiden pingsan pada perayaan HUT RI memang kerap terjadi hampir setiap tahun, terutama di kalangan pelajar yang diwajibkan hadir sejak pagi.

Cuaca panas, kurang tidur dan tidak sarapan menjadi faktor utama penyebab. Untuk itu, ibu Rame memberikan imbauan kepada peserta upacara di tahun-tahun mendatang agar lebih mempersiapkan diri sebelum mengikuti kegiatan.

‎“Kami sarankan anak-anak sekolah maupun peserta lainnya untuk sarapan dulu dari rumah, beristirahat cukup dan menjaga kondisi tubuh tetap fit. Dengan begitu mereka bisa mengikuti upacara dengan baik tanpa ada kendala kesehatan,” pesannya. (Ronny/teraskata)

[gnpub_google_news_follow]
Tutup