TERASKATA.Com, Kutai Timur – Legislator Kutai Timur (Kutim) Shabaruddin menyoroti masih banyaknya sekolah di wilayah pedalaman yang menghadapi keterbatasan sarana-prasarana pendidikan serta jarak tempuh siswa yang jauh.
Temuan itu ia sampaikan berdasarkan hasil reses di sejumlah desa yang dikunjungi.
Menurut Shabaruddin, hampir seluruh sekolah yang ia temui mengeluhkan kondisi ruang kelas yang rusak serta fasilitas pendukung yang tidak memadai.
“Pada umumnya sekolah-sekolah itu punya keluhan masalah sarana-prasarana. Apakah itu dari RKB-nya yang bermasalah, belum lagi masih banyak desa yang jaraknya jauh dari sekolah,” ujarnya.
Ia menilai persoalan tersebut berdampak langsung pada motivasi dan kenyamanan siswa dalam mengikuti proses belajar.
Fasilitas yang minim dan lokasi sekolah yang sulit diakses membuat anak-anak pedalaman belum memperoleh layanan pendidikan yang setara dengan wilayah perkotaan.
Shabaruddin mengungkapkan Desa Susuk Dalam, di mana ruang kelas mengalami kerusakan parah dan lantai jebol.
Sementara di Desa Tanjung Manis, sekolah dasar dilaporkan belum memiliki toilet layak meski pembangunan sedang berlangsung.
Ia meminta Dinas Pendidikan Kutim segera menindaklanjuti berbagai keluhan itu dengan menyusun program perbaikan sarana pendidikan secara terukur.
Menurutnya, pemerataan kualitas fasilitas sekolah merupakan kebutuhan mendesak agar seluruh siswa memperoleh akses pendidikan yang sama.
Shabaruddin menambahkan bahwa pihak sekolah selalu dilibatkan dalam setiap agenda reses agar aspirasi dapat disampaikan langsung.
Hampir seluruh sekolah yang dikunjungi, katanya, memaparkan keluhan serupa terkait kerusakan bangunan dan jarak tempuh siswa.
Ia menegaskan bahwa perbaikan sarpras harus menjadi prioritas dalam pembangunan sektor pendidikan.
“Kualitas pendidikan akan sulit meningkat jika sarana dasarnya belum layak. Pemerintah harus menindaklanjuti ini dengan serius agar mutu pendidikan Kutim bisa merata,” pungkasnya.(adv)


