Pemkab Kutim Dorong Desa Optimalkan Dana Khusus untuk Percepatan Penurunan Stunting

TERASKATA.Com, Kutai Timur – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mendorong Desa mengoptimalkan dana Desa untuk menekan angka stunting.

Salah satunya melalui optimalisasi penggunaan Bantuan Keuangan Khusus (Bankeu) Desa yang diatur dalam Peraturan Bupati Kutim Nomor 13 Tahun 2025.

Hal ini menjadi pokok pembahasan dalam podcast Bangga Kencana yang digelar Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim, Kamis 6 November 2025.

Kegiatan tersebut menghadirkan sejumlah narasumber. Diantaranya Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kutim Abdul Muluk, Kepala Desa Swarga Bara Wahyuddin Usman, dan Ketua Forum RT Sangatta Utara Indra Gunawan.

Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi, mengatakan tema podcast kali ini dipilih karena sejalan dengan program prioritas Bupati Kutim terkait penurunan angka stunting.

“Kita ingin mengulas bagaimana kebijakan daerah, terutama bantuan keuangan desa, benar-benar mampu mempercepat penanganan stunting,” ujarnya saat membuka kegiatan.

Sementara itu, Abdul Muluk menjelaskan bahwa Perbup Nomor 13 Tahun 2025 menegaskan Bankeu Desa tak hanya untuk pembangunan infrastruktur. Tetapi juga mendukung intervensi penurunan stunting di tingkat RT.

“RT bisa berperan melalui Dasawisma, melakukan pendataan keluarga berisiko, hingga pelatihan ekonomi produktif bagi ibu-ibu rumah tangga,” terangnya.

Desa Harus Petakan Kebutuhan Warga

Ia menambahkan, agar program tepat sasaran, setiap RT dan kepala desa perlu memetakan kebutuhan warga berisiko stunting.

“Selama ini banyak anggaran turun, tapi tidak selalu tepat sasaran. Kalau pendataannya akurat, hasilnya pasti lebih maksimal,” tegasnya.

Di sisi lain, Kepala Desa Swarga Bara, Wahyuddin Usman, menegaskan komitmennya dalam upaya penanganan stunting.

Ia menyebut desanya telah mengalokasikan dana desa sekitar Rp120 juta khusus untuk pemberian makanan tambahan (PMT) dan vitamin bagi balita dan ibu hamil.

“Kami ingin memastikan anak-anak di Suarga Bara tumbuh sehat. Pendataan kami lakukan melalui Posyandu agar data valid,” kata Wahyuddin.

Ia juga menekankan pentingnya mengubah pola pikir masyarakat bahwa pembangunan tidak hanya fisik, tetapi juga pembangunan sumber daya manusia.

“Kami membangun generasi, bukan hanya jalan atau bangunan. Kalau anak-anak sehat dan cerdas, itu investasi jangka panjang,” ujarnya.

Melalui sinergi lintas sektor, Pemkab Kutim berharap penggunaan Bankeu Desa Rp250 juta per RT per tahun dapat dimanfaatkan secara optimal, baik untuk penguatan ekonomi keluarga, peningkatan gizi, maupun perbaikan sarana sanitasi di tingkat desa dan RT. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *