Disdikbud Kutim Siapkan Buku Sejarah Penyebaran Islam untuk Generasi Muda

TERASKATA.Com, Kutai Timur – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur (Kutim) berencana menulis buku yang mendokumentasikan sejarah penyebaran Islam di daerah ini.

Inisiatif ini bagian dari upaya pelestarian nilai-nilai kebudayaan Islam sekaligus menelusuri jejak dakwah yang masuk ke Kutim sejak awal.

Demikian diungkapkan Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kutim, Padliansyah. Menurutnya, rencana penulisan buku ini berawal dari penyelenggaraan seminar, terkait Pameran Miniatur Sejarah Nabi dan Rasul. Seminar itu berlangsung 17–23 November 2025 di Masjid Agung Al Faruq, Sangatta.

Seminar ini, akan menghadirkan akademisi dan tokoh agama sebagai narasumber. Narasumber membahas asal mula dan jalur penyebaran Islam di wilayah Kutim.

“Melalui seminar ini, kami ingin mengumpulkan data dan masukan dari para pakar. Nanti bahan ini menjadi dasar penulisan buku sejarah penyebaran Islam di Kutai Timur,” ujar Padliansyah, Selasa (11/11/2025).

Ia menambahkan, selama ini belum ada dokumen yang memuat secara lengkap bagaimana Islam masuk dan berkembang di Kutim.

“Kita hanya tahu secara umum bahwa Islam masuk melalui jalur perdagangan dan dakwah di pesisir Kalimantan Timur. Belum ada penelitian mendalam khusus untuk Kutai Timur. Buku ini nanti akan menjadi referensi yang jelas,” jelasnya.

Buku ini selaras dengan arahan Bupati Kutim untuk menguatkan kebudayaan Islam sebagai bagian dari pengembangan sektor budaya daerah. Selain sejarah Islam, pihaknya juga menyiapkan penulisan buku tentang seni dan budaya Kutai Timur. Rencananya mulai dikerjakan pada tahun anggaran 2026.

“Kami ingin kegiatan ini tidak berhenti pada seminar atau pameran semata. Tapi menghasilkan karya ilmiah yang bisa diwariskan kepada generasi muda,” tegas Padliansyah.

Pameran Miniatur Sejarah Nabi dan Rasul akan menampilkan artefak, replika, hingga video dokumenter sejarah Islam. Selain itu, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan lomba kasidah, mewarnai, dan bercerita kisah Islam. Sehingga pengunjung, terutama anak-anak dan remaja, bisa belajar secara interaktif. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *