TERASKATA.COM, BONTANG – Proyeksi APBD Bontang di semester kedua mencapai angka yang mengesankan, naik menjadi Rp 2,5 triliun. Namun, perlu dicatat bahwa kenaikan ini tidak bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), melainkan dari peningkatan dana transfer pusat.
Ketua DPRD Bontang, Andi Faizal Sofyan Hasdam, menjelaskan bahwa kenaikan tersebut tidak tergantung pada kinerja Pemkot Bontang. Menurutnya, tambahan ini bersifat umum dan akan dialami oleh berbagai kepala daerah dalam kondisi serupa.
Dalam analisis rinci, sektor pajak daerah mengalami penurunan yang signifikan, diprediksi hanya mencapai angka sebesar Rp 23 miliar. Begitu juga dengan sektor retribusi daerah yang mengalami penurunan dari Rp 4,1 miliar menjadi Rp 2,7 miliar. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan juga mengalami penurunan, meskipun masih mendapat kontribusi signifikan dari BUMD.
“Harapannya agar pemkot dapat meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dan mendesak BUMD untuk memberikan kontribusi lebih besar,” tutur Politisi Golkar tersebut saat dikonfirmasi, Rabu (6/9/2023).
Di sisi lain, Sekretaris Daerah Bontang, Aji Erlynawati menjelaskan, bahwa pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengoptimalkan potensi pendapatan yang ada. Namun, Aji juga mengakui adanya tekanan pada beberapa pos pendapatan di lapangan, termasuk penurunan penerimaan dari Pemotongan Rumah Hewan (RPH) akibat perubahan kebiasaan konsumsi masyarakat. Meskipun demikian, pemerintah tetap berkomitmen untuk mencari solusi yang inovatif dan menangkap peluang baru untuk meningkatkan pendapatan daerah. (adv)