Natal di Tengah Dunia yang Tak Pasti, GPdI El-Shaddai Kabo Jaya Teguhkan Iman Jemaat Lewat Tema “Immanuel Allah Beserta Kita”

TERASKATA.Com, Kutai Timur – Perayaan Natal 2025 di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) El-Shaddai Kabo Jaya tidak hanya menjadi momentum ibadah tahunan, tetapi juga ruang refleksi iman di tengah dunia yang dinilai semakin penuh ketidakpastian. Ketidakstabilan ekonomi global, kecemasan akan masa depan keluarga, hingga tekanan hidup personal menjadi latar kuat di balik tema yang diusung tahun ini, “Immanuel: Allah Beserta Kita”.

Pengurus GPdI El-Shaddai Kabo Jaya, Eshal Fechy Samaliwu, menuturkan tema tersebut dipilih secara sadar untuk menjawab kegelisahan umat yang kian terasa dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, Natal bukan sekadar perayaan kelahiran Yesus Kristus, melainkan pengingat bahwa Tuhan hadir dan menyertai umatnya dalam setiap situasi kehidupan, seberat apa pun kondisi yang dihadapi.

Pengurus GPdI El-Shaddai Kabo Jaya, Eshal Fechy Samaliwu

Eshal menjelaskan, makna Immanuel merujuk pada janji Yesus dalam Injil Matius 28 ayat 20, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada kesudahan zaman.” Ayat tersebut menjadi fondasi teologis yang menegaskan bahwa penyertaan Tuhan bukan hanya untuk masa lalu, tetapi terus relevan bagi kehidupan umat saat ini.

Di tengah keterbatasan fisik gereja yang masih dalam tahap pembangunan, semangat jemaat justru menunjukkan daya hidup yang kuat. Persiapan Natal dilakukan secara gotong royong, mulai dari penataan ruang ibadah hingga dekorasi gereja. Seluruh upaya itu ditujukan untuk menciptakan suasana ibadah yang nyaman, hangat, dan kondusif bagi jemaat.

Rasa aman dalam perayaan Natal juga diperkuat dengan kehadiran aparat kepolisian yang melakukan pengamanan selama ibadah berlangsung. Eshal menyampaikan apresiasi atas peran negara dalam menjamin kebebasan beribadah, khususnya bagi umat Kristiani dalam merayakan Natal.

“Pengamanan dari kepolisian memberi ketenangan tersendiri bagi jemaat. Ini menunjukkan negara hadir dan memberikan rasa aman bagi umat untuk beribadah,” katanya.

Dari sisi partisipasi, antusiasme jemaat tahun ini dinilai meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, Eshal menekankan bahwa esensi Natal tidak boleh berhenti pada kemeriahan ibadah tanggal 25 Desember semata. Natal, menurutnya, harus dihidupi dan dibawa pulang ke dalam keluarga.

“Pesan dari gembala gereja selalu kami tekankan, bahwa Natal itu tidak berhenti di gereja. Kasih Yesus, damai sejahtera, dan kehadiran-Nya harus dibawa ke rumah, ke dalam relasi keluarga, dan kehidupan sehari-hari,” tuturnya.

Rangkaian perayaan Natal di GPdI El-Shaddai Kabo Jaya telah dimulai sejak 11 Desember lalu melalui Natal Jemaat dengan konsep banquet. Konsep ini menjadi pembeda signifikan dibanding perayaan Natal pada tahun-tahun sebelumnya. Jemaat tidak hanya duduk beribadah lalu pulang, melainkan ditempatkan dalam suasana keintiman keluarga, duduk bersama dalam satu meja makan di dalam ruang gereja.

Puluhan meja disusun untuk menampung keluarga-keluarga jemaat, menciptakan suasana hangat dan penuh kebersamaan. Konsep ini dipilih untuk mengembalikan makna Natal sebagai perayaan kasih yang tumbuh dari keluarga, bukan sekadar acara seremonial yang sibuk dan formal.

Rangkaian perayaan pada Kamis malam tanggal 11 Desember 2025

“Kalau biasanya Natal itu sibuk mengurus tamu dan acara, tahun ini kami kembalikan maknanya ke pribadi dan keluarga. Kasih itu hangat, dan kehangatan itu harus lahir dari keluarga,” jelas Eshal.

Sementara itu, perayaan puncak Natal pada 25 Desember difokuskan pada penguatan pesan iman tentang Immanuel. Jemaat diingatkan dalam kondisi apa pun baik suka maupun duka Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya.

Menatap tahun 2026, GPdI El-Shaddai Kabo Jaya juga telah menetapkan arah pelayanan ke depan. Gereja mengusung visi pertumbuhan kedewasaan rohani jemaat sebagai resolusi pelayanan. Setelah sepanjang 2025 jemaat dibekali dasar-dasar firman Tuhan, tahun 2026 diarahkan sebagai fase pertumbuhan dan pendewasaan iman.

“Seperti tanaman yang sudah diberi dasar dan pupuk, kami ingin melihat jemaat bertumbuh dewasa secara rohani. Tema kami ke depan adalah jemaat yang bertumbuh dewasa,” pungkasnya. (Ronny/teraskata)