Kapal Medis Berfasilitas Lengkap Segera Layani Warga Pesisir Kutim
TERASKATA.Com, Kutai Timur – Sebuah kapal dengan fasilitas medis lengkap bak rumah sakit akan berkunjung ke Kutai Timur. Kapal Medis ini akan melayani masyarakat yang berada di wilayah pesisir Kutim.
Dokter Terapung yang digagas oleh dokter Lie Dermawan ini, merupakan upaya Pemkab Kutim memperluas layanan kesehatan maksimal kepada warganya. Khususnya yang berada di wilayah terpencil.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kutim, Sumarno menyebut inisiatif tersebut telah berkembang menjadi yayasan besar, yang selama ini aktif melayani wilayah-wilayah terpencil di Indonesia.
“Awalnya beliau melihat masyarakat di daerah terpencil kesulitan berobat. Dari situ muncul tekadnya menjual rumah pribadi demi membangun kapal medis untuk membantu masyarakat,” ujar Sumarno saat diwawancarai di ruang kerjanya.
Kapal Medis berfasilitas lengkap ini dijadwalkan menjalankan pelayanan di pesisir Kutim. Terutama daerah seperti Manubar, Sangkulirang dan Sandaran.
“Untuk Kutai Timur sendiri, rencananya kapal ini akan berlayar ke daerah pesisir seperti Manubar, Sangkulirang, dan Sandaran,” jelasnya.
Jadwal awal kunjungan yang direncanakan pada 7 Oktober mengalami penundaan, karena kapal sempat digunakan untuk kegiatan bersama TNI di Tanjung Priok, serta menghadapi kendala teknis dalam perjalanan.
“Mesinnya sempat macet dan gelombang juga cukup besar, jadi kapal kembali dulu ke pelabuhan. Sekarang kita masih menunggu kabar keberangkatan selanjutnya,” ungkapnya.
Dinkes memastikan seluruh persiapan lokal telah matang, melibatkan pemerintah kecamatan hingga perusahaan setempat untuk pemenuhan logistik, terutama suplai air bersih.
“Kapal ini butuh sekitar tiga ton air bersih per hari untuk keperluan operasi dan pelayanan medis. Kami sudah koordinasi dengan PDAM untuk pengiriman air melalui mobil tangki,” ujarnya.
Dari Fasilitas Hingga Tenaga Medis
Dengan ukuran besar 41 meter dan lebar 8 meter, kapal ini mampu menyediakan ruang operasi, laboratorium, serta peralatan medis setara rumah sakit darat. Setiap kunjungan akan berlangsung tujuh hari pada satu lokasi sebelum berpindah ke wilayah lain.
“Dalam satu kunjungan, pasien akan diperiksa di darat, lalu yang membutuhkan tindakan lanjut akan dibawa ke kapal untuk operasi,” tambahnya.
Tenaga medis juga disiapkan secara bergiliran untuk menjaga keberlanjutan layanan.
“Ada sekitar 25 tenaga medis yang ikut dalam satu gelombang pelayanan. Setelah satu minggu bertugas, mereka akan digantikan tim berikutnya,” terangnya.
Sumarno menyebut, pelayanan ini sejalan dengan visi Bupati Kutim untuk menjangkau 50 persen wilayah yang selama ini sulit terakses tenaga kesehatan.
“Pak Bupati sangat mendukung dan mengapresiasi inisiatif ini. Kapal dokter terapung masuk ke dalam program prioritas kesehatan daerah, khususnya untuk menjangkau 50 persen wilayah yang sulit terakses,” jelasnya.
Sambil menunggu kehadiran kapal, Dinkes tetap menggencarkan pelayanan dokter spesialis keliling sebagai solusi sementara.
“Sambil menunggu kapal, kami tetap bergerak. Program dokter spesialis tetap jalan di lapangan,” ujarnya.
Pelayanan subspesialis turut dipersiapkan, merujuk pada kebutuhan kesehatan masyarakat pesisir.
“Sebelum berangkat, tim kapal sudah meminta data dari kami. Jadi pelayanan nanti akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di lokasi tujuan,” tuturnya.
Dinkes juga menyiapkan skema kerja sama lintas sektor agar program ini berkelanjutan.
“Kita tidak ingin hanya sekali datang. Targetnya ada kesinambungan, sehingga masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya,” tegasnya.
Mitigasi risiko turut diantisipasi jika terjadi kendala teknis di perjalanan.
“Kalau ada kendala seperti kemarin, kami langsung aktifkan program cadangan berupa pengobatan massal di darat. Jadi masyarakat tetap mendapatkan layanan,” ucapnya.
Sumarno menegaskan bahwa layanan kesehatan ini merepresentasikan kehadiran negara di seluruh pelosok Kutim.
“Kami ingin memastikan, di mana pun masyarakat Kutai Timur berada baik di darat, sungai, maupun di pesisir mereka tetap mendapatkan hak yang sama untuk sehat,” pungkasnya. (Ronny/teraskata)




