Hingga Dini Hari, Tersisa Satu Korban Perahu Tenggelam Belum Ditemukan
TERASKATA.Com, Kutai Timur – Malam itu, Rabu (3/9/2025), perairan Sangkulirang tampak tenang. Ombak hanya beriak pelan, ditemani kelip samar lampu jeti yang bersaing dengan cahaya bulan separuh tertutup awan.
Namun, di balik ketenangan itu, Sungai Sempayau menyimpan cerita duka, yakni sebuah perahu kayu karam bersama tujuh penumpangnya.
Perahu berukuran 6 meter panjang dan 1,5 meter lebar itu sejatinya hanya muat beberapa orang. Tetapi sore itu, empat pemancing yang sudah berada di atas perahu menjemput tiga rekannya lagi. Total penumpang menjadi tujuh.
Seluruh penumpang adalah pekerja yang berbeda subkontraktor, tetapi sama-sama di bawah naungan PT Ganda Alam Makmur (GAM). Mereka bukan keluarga, melainkan rekan kerja. Tragisnya, menurut warga, sebagian besar tidak bisa berenang.
Komando Regu SAR, Iwan Agus yang baru bertugas tiga hari langsung memimpin operasi.
“Musibah terjadi sekitar pukul 18.30 WITA. Namun laporan resmi baru diterima tim SAR tiga jam kemudian, pukul 21.00 WITA. Sejak itu, operasi pencarian gabungan pun digelar hingga larut malam,” ujar Iwan saat dikonfirmasi melalui pesan singkat aplikasi WhatApp, Kamis (4/9/2025) pukul 11.33 WITA.
Basarnas tidak bekerja sendirian. Mereka mendapat dukungan dari Pangkalan Angkatan Laut (Lanal), Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) , Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), Polsek Sangkulirang, tim ERT PT GAM.
Selain itu, upaya pencarian juga mendapat dukungan dari warga sekitar. Semua berharap sisa korban segera ditemukan, agar keluarga bisa benar-benar menutup lembar duka.
“Perahu berat di bagian depan, air masuk dan tenggelam. Bukan bocor, tapi karena kelebihan muatan,” jelasnya.
Dari tujuh penumpang, dua orang berhasil selamat, masing-masing bernama Riswan (35) sebagai karyawan di PT Trakindo dan Rohman (36) sebagai karyawan PT Samudra Maju Perkasa (SMP). Keduanya sempat terlihat dari jeti oleh warga yang kemudian langsung memberikan pertolongan.
Alhasil korban langsung dievakuasi dan dibawa ke puskesmas terdekat hingga saat ini dalam kondisi stabil di mess masing-masing perusahaan.
Sementara lima korban lainnya saat itu dinyatakan hilang. Mereka adalah Setiawan Palimar (36), Asad Nawawi (24), Ivan Fernando (24), Denier Dwi Putra (40) dan Rino (28). Hingga saat itu, belum ada tanda-tanda keberadaan mereka meskipun pencarian telah dilakukan secara intensif.
Keesokan harinya, Kamis (4/9/2025) proses pencarian pun dilanjutkan dengan metode dilakukan tanpa alat canggih. Hanya rawai tali panjang dengan kail dan pemberat, yang biasanya dipakai nelayan dan menggunakan jangkar yang dipasangkan untuk menyisir seputaran Last Know Position (LKP).
Namun, usaha tersebut membuahkan hasil. Kapal dan tiga korban ditemukan tak jauh dari LKP.
“Kapalnya ditemukan sekitar 100 meter dari lokasi awal. Awalnya tersangkut jangkar nelayan. Setelah digeser ke tepi kami coba menyisir dasar air dengan rawai. Dan ternyata berhasil. Satu per satu korban tersangkut, lalu diangkat ke permukaan,” terang Iwan setelah dikonfirmasi ulang di hari yang sama, pukul 21.44 WITA.
Kamis sore akhrnya tiga jenazah lagi ditemukan, atas nama Ivan Fernando, Denier Dwi Putra, Setiawan Palimar. Meski kawasan perairan ini dikenal rawan predator buas, tetapi tubuh mereka utuh, tanpa bekas predator.
“Dari antara tiga korban yang sudah ditemukan, enggak ada sih (bekas). masih utuh semua,” katanya.
Di tepi perairan, keluarga korban menanti dengan hati yang digelayuti harap sekaligus takut. Beberapa di antaranya ikut ke tepi perairan, menunggu kabar. Saat jenazah diangkat, tangis pecah. Mereka memastikan sendiri identitas korban, ada yang mengenali ponakan, ada yang menunjuk menantu.
“Untuk memastikan bahwa itu si A, si B (korban) tadi tuh kebetulan kan pihak keluarga dikumpulin kan. Jadi satu-satu melihat. Nah, jadi mereka mengenali gitu,” bebernya.
Ia menambahkan, meski kondisi air sedang pasang dan tidak menyulitkan, kewaspadaan tetap dijaga. Iwan memastikan selama proses evakuasi tetap terjaga aman dari gangguan predator.
“Kami harus ekstra hati-hati. Banyak buaya besar di sekitar sini. Untungnya saat evakuasi tidak ada yang mendekat,” tambahnya.
Hingga pukul 18.00 WITA, pencarian sementara dihentikan dan dilanjutkan oleh tim Laskar Kebangkitan Kutai (LKK). Kendati demikian, Hal tersebut tidak sia-sia, pada pukul 23.50 WITA, timnya berhasil menemukan satu korban lagi kurang lebih 900 meter dari LKP.
“Korban bernama Asad Nawawi (24), jenis kelamin laki-laki dan korban berhasil dievakuasi sesuai prosedur yang berlaku. Korban dibawa ke RS Pratama Sangkulirang. Selanjutnya, semua korban dibawa ke RSUD Kudungga,” terang Iwan kembali memberi tahu kemajuan dari hasil pencarian, Jumat (5/9/2025) pukul 00.39 WITA.
“Besok jam 07.00 WITA kami (tim SAR) mulai dengan briefing. Setelah itu kan kita kan juga menunggu share map dari dari pusat kita ya di kantor pusat Balikpapan. Nah, jadi itu yang untuk jadi bahan briefing kita,” sambungnya. (Ronny/teraskata)
RALAT
Terjadi kesalahan penulisan lokasi peristiwa kapal tenggelam pada berita sebelumnya dengan judul Perahu Tenggelam di Perairan Biduk-Biduk, 5 Pemancing Belum Ditemukan Peristiwa kapal tenggelam tidak terjadi di perairan Biduk-biduk tetapi di Perairan Sangkulirang, Kutai Timur.