Butuh Anggaran Rp214 Miliar untuk Pelabuhan Kenyamukan Beroperasi 2027
TERASKATA.Com, Kutai Timur – Dinas Perhubungan Kutai Timur (Dishub Kutim) menargetkan Pelabuhan Kenyamukan dapat mulai beroperasi secara penuh pada tahun 2027.
Target ini sebagai bagian dari upaya percepatan pembangunan infrastruktur transportasi yang menjadi prioritas Bupati Kutai Timur.
”Ini menjadi salah satu PR besar yang disampaikan Pak Bupati. Dan saya pasang target, pelabuhan ini harus sudah bisa operasional pada 2027,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kutim yang baru dilantik, Poniso Suryo Renggono kepada redaksi teraskata.com di ruang kerjanya, Jumat (29/8/2025).
Poniso menyebutkan, pembangunan Pelabuhan Kenyamukan saat ini masih menyisakan pekerjaan di sisi darat. Termasuk reklamasi dan penyelesaian infrastruktur penunjang.
Untuk merampungkan seluruh pekerjaan tersebut, dibutuhkan tambahan anggaran sekitar Rp214 miliar, yang akan diupayakan melalui skema pembiayaan APBD Kutim.
“Kalau kita ingin cepat selesai, tentu harus siap risiko. Dan itu berarti harus ada komitmen pendanaan dari daerah. Karena ini sudah menjadi tanggung jawab kita,” tegasnya.
Guna mendorong percepatan itu, Poniso mengusulkan agar proyek ini menggunakan skema pembiayaan multiyears agar tidak terhambat oleh keterbatasan anggaran tahunan.
“Kalau pakai sistem tahun tunggal, akan lambat. Tapi kalau multiyears, pekerjaan bisa dikejar terus tanpa terputus. Harapan saya sih tetap pakai skema itu supaya 2027 pelabuhan sudah bisa dipakai,” jelasnya.
Poniso juga menambahkan ia telah berdiskusi dengan bidang prasarana dan meminta agar tahapan pekerjaan serta rencana operasional pelabuhan bisa dilakukan secara simultan dengan pembentukan badan operasional pelabuhan (BOP).
Dampak Ekonomi Besar bagi Kutim
Menurutnya, keberadaan Pelabuhan Kenyamukan akan memberikan multiplier effect besar bagi perekonomian Kutim, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mulai dari efisiensi distribusi barang, penurunan biaya logistik, peningkatan aktivitas bongkar muat, hingga pertumbuhan UMKM dan sektor pariwisata.
“Pelabuhan ini bukan proyek mercusuar. Ini kebutuhan nyata. Begitu beroperasi, harga barang bisa turun karena jalur distribusi lebih dekat. UMKM tumbuh, tenaga kerja terbuka, dan pariwisata bisa berkembang,” paparnya.
Selain itu, keberadaan pelabuhan juga akan memperkuat posisi Kutim sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN).
“Dalam 5–10 tahun ke depan, pelabuhan ini bisa jadi pintu gerbang laut utama Kutim, sebagaimana Bandara di kawasan Suaran akan menjadi pintu udara,” tambahnya.
Poniso menyadari percepatan proyek sebesar ini tidak bisa dilakukan sendiri. Ia menekankan pentingnya dukungan lintas sektor, mulai dari internal pemerintah, DPRD, masyarakat hingga media massa.
“Harus ada dukungan dari semua pihak. Pak Bupati sudah sangat mendukung, dan saya yakin DPRD juga akan sejalan. Media juga punya peran penting untuk ikut mengawal,” ucapnya.
Kenyamukan: Dari PR Menjadi PAD
Poniso optimistis, jika proyek ini diselesaikan tepat waktu dan dikelola dengan baik misalnya melalui Badan Usaha Milik Daerah (Perusda) Pelabuhan Kenyamukan dapat menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru yang strategis.
“Kalau pelabuhan selesai dan difungsikan, maka kita tidak hanya menjawab PR Bupati, tapi juga menciptakan sumber pendapatan baru. Ini investasi jangka panjang,” pungkasnya. (Ronny/teraskata)