Teraskata Kaltim

Dari Timur Membangun Indonesia

Hasanuddin Mas’ud Serukan Pemerataan Pendidikan di Kalimantan Timur

Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Hasanuddin Mas’ud.(dok: teraskata)

TERASKATAKALTIM – Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Hasanuddin Mas’ud, menyuarakan kembali pentingnya pemerataan akses pendidikan di Kalimantan Timur, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.

Ia menilai bahwa ketimpangan antara pusat kota dan kawasan pedalaman masih menjadi hambatan besar dalam pengembangan sumber daya manusia di Bumi Etam.

Hasanuddin menegaskan bahwa setiap anak, tanpa memandang lokasi tempat tinggal, berhak atas pendidikan yang bermutu.

“Tidak seharusnya kualitas pendidikan ditentukan oleh kode pos seseorang. Anak-anak di pelosok pun pantas mendapatkan layanan pendidikan yang setara,” ujarnya, Rabu (11/6/25).

Ia menggambarkan kondisi yang masih memprihatinkan di sejumlah sekolah pedalaman. Banyak sekolah, katanya, masih kekurangan tenaga pengajar hingga harus mengandalkan satu atau dua guru untuk menangani seluruh mata pelajaran lintas jenjang.

Fasilitas penunjang yang minim, seperti listrik, akses internet, dan tempat tinggal untuk guru, turut memperburuk situasi.

Kondisi ini, menurut Hasanuddin, tidak hanya menurunkan kualitas pembelajaran, tetapi juga membuat guru enggan bertugas lama di wilayah tersebut.

“Tingginya rotasi guru akibat ketidaknyamanan ini menyebabkan proses belajar-mengajar menjadi tidak konsisten,” tuturnya.

Untuk mengatasi persoalan ini, Hasanuddin mendorong adanya sinergi antara pemerintah provinsi, kabupaten, dan instansi terkait lainnya.

Ia mengingatkan bahwa pemerataan pendidikan bukan tanggung jawab Dinas Pendidikan semata. Ia pun mengusulkan pendekatan yang lebih komprehensif, mulai dari kebijakan rekrutmen guru hingga penyediaan infrastruktur yang memadai.

“Memberikan kontrak saja tidak cukup. Kita butuh sistem yang membuat guru merasa dihargai dan didukung untuk bertahan lama di tempat tugasnya,” ucap politisi dari Partai Golkar itu.

Ia juga menekankan perlunya insentif, pelatihan berkelanjutan, dan penyediaan fasilitas seperti rumah dinas agar guru merasa nyaman mengabdi di daerah.

Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa ukuran keberhasilan pendidikan tidak boleh semata-mata dilihat dari pembangunan gedung sekolah.

Menurutnya, akses dasar seperti air bersih, kesehatan, listrik, dan konektivitas internet harus menjadi perhatian utama dalam membangun ekosistem pendidikan yang inklusif.

Hasanuddin mengajak seluruh pemangku kebijakan untuk tidak hanya fokus pada kemajuan kota besar, tetapi juga serius memperhatikan wilayah pinggiran.

Ia meyakini bahwa kemajuan bangsa dimulai dari investasi serius di sektor pendidikan, tanpa terkecuali bagi anak-anak di daerah terluar.

“Jika kita sungguh ingin mencetak generasi emas, maka tidak boleh ada satu pun anak yang tertinggal hanya karena mereka lahir jauh dari pusat kota,” tutupnya.

RF (ADV DPRD KALTIM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini