Omzet Dagangan Tiani Anjlok 50 Persen karena Antrean Truk

TERASKATA.COM, BONTANG – Roda ekonomi pedagang terganggu akibat antrean solar, yang setiap hari mengular di Jalan Brigjen Katamso, Bontang Utara.

Disepanjang jalan tersebut banyak penjual makanan, toko sembako dan usaha lainnya, yang mengeluhkan antrean truk solar, yang menutup akses masuk ketempat mereka berjualan.

Tiani (60) salah satunya, penjual gado-goda yang berjarak kurang lebih 20 meter dari SPBU Koperasi kilomoter 6 tersebut, menjelaskan omzet pendapatan turun drastis semenjak antrean truk sering menutup akses jalan ke tempat ia berjualan.

Ia mengaku sebelumnya, sehari bisa meraup pendapatan kotornya sekitar Rp 800-900 ribu, tetapi dengan kondisi sekarang, janda anak dua ini hanya bisa membawa pulang uang Rp 350-400 ribu per harinya.

“Kita sama-sama mau cari makan, tapi truk itu datang menutupi tempat saya jualan ngak ada orang yang mau singgah, susah parkirnya kan,” ungkapnya kepada Teraskata, Minggu (3/7/2022).

Bahkan ia sudah memasang penghalang agar pelanggannya bisa datang membeli, namun pengantre tidak menghiraukan itu.

Pun ada polisi, sambungnya, malah sering kali terjadi saling debat diantara mereka.

“Saya kadang mau nangis, karena emosi. Hampir setiap hari marah-marah. Saya pasang penghalang tapi selalu digeser,” terangnya.

Dirinya pun meminta ada ketegasan dari pemerintah terkait pengantre solar. Karena dengan skema yang ada, dengan pembatasan jam antrean tidak menjadi solusi buat Tiani.

Keluhan yang sama juga disampaikan pemilik Rumah Makan Laut Zuly. Menurutnya ketegasan perlu diambil mengurai persoalan tersebut, karena efeknya sangat berdampak pada usaha yang dijalani.

“Ngeluh saja jadi ini, karena yang perlu itu ditegasin,” ujarnya. (Iwan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *