Ketua DPRD Kutim Soroti Masalah Kekerasan Terhadap Perempuan
Kutim — Masalah kekerasan terhadap perempuan dapat sorotan dari legislator Kutim. Ketua DPRD Kutim Joni menyampaikan persoalan ini sering dijumpai dan masih terjadi di wilayahnya.
Ia bahkan memberi catatan khusus bagi pemerintah agar melakukan pencegahan. Hal itu disampaikannya setelah Pemkab Kutim menerima penghargaan Kak Seto Award oleh Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) pada kategori Pelopor dan Pelaksana Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA), beberapa waktu lalu.
“Adanya Lembaga Perlindungan Anak (LPA) diharapkan dapat membantu dan memberikan solusi terhadap kekerasan dan pelecehan seksual pada anak. Ini tentu menjadi perhatian kita semua,” katanya kepada awak media.
Joni menambahkan dalam upaya menanggulangi persoalan tersebut, peran orangtua juga sangat diperlukan.
Belum maksimalnya perlindungan dan pendampingan pemerintah daerah dalam mengupayakan kesejahteraan pada anak, tentu jadi isu yang sangat besar diperbincangkan.
Belum lagi di sejumlah titik jalan poros Kutim, masih didapati anak bawah umur yang bekerja sebagai peminta-minta kepada kendaraan yang melintas.
Adanya penghargaan LPAI, menurutnya tidak ada alasan pemerintah tidak mengimplementasikan raihannya tersebut.
“Saya berharap dari dinas terkait untuk dapat memberikan tindak lanjut, agar ke depannya hal yang tidak diinginkan tak terjadi lagi. Semuanya harus terlibat, dimulai dari orangtua atau orang-orang terdekat anak tersebut,” katanya.
Sebelumnya, Kepala DP3A Kutim, Idham Cholid tak menampik jika persoalan kekerasan seksual pada anak kerap terjadi.
Meski begitu, ia mengajak masyarakat bersama-sama dalam melakukan upaya agar persoalan tersebut dapat diminimalisir.
“Masalah ini menjadi perbincangan lintas sektor. Karena permasalahannya tidak murni kewenangan DP3A, sehingga penyelesaiannya juga harus melakukan sinergitas,” pungkasnya. (ADV)