Klinik IKON, Inovasi Disdikbud Bontang Wujudkan Guru PAUD dan PNF yang Adaptif dan Profesional
TERASKATA.Com, Bontang – Upaya peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini dan pendidikan non formal di Kota Bontang kini memiliki wadah baru. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang menghadirkan inovasi Klinik IKON (Implementasi Kurikulum Nasional).
Sebuah program pembinaan dan pendampingan bagi pendidik PAUD dan PNF agar lebih siap menghadapi perubahan kurikulum dan tantangan pembelajaran masa kini.
Berbeda dari program pelatihan pada umumnya, Klinik IKON dikemas dengan konsep unik layaknya klinik konsultasi pendidikan. Para pendidik dapat datang untuk ‘berobat’ terhadap berbagai persoalan pembelajaran, kurikulum, maupun administrasi pendidikan.
Di sini, para ‘dokter pendidikan’ dari tim ahli Disdikbud Bontang siap memberikan solusi dan pendampingan berkelanjutan.
Kepala Seksi Kurikulum dan Peserta Didik PAUD dan PNF, Syarifah Muslimah menuturkan, lahirnya Klinik IKON merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah untuk memastikan transformasi kurikulum berjalan efektif hingga ke level satuan pendidikan dasar.
“Klinik IKON kami bentuk agar guru tidak merasa berjalan sendiri. Mereka bisa berkonsultasi, berdiskusi, dan mendapatkan pendampingan langsung terkait implementasi Kurikulum Nasional. Jadi bukan hanya teori, tetapi benar-benar praktik dan solusi,” ujarnya.
Klinik IKON berfungsi bukan hanya sebagai tempat konsultasi, tetapi juga sebagai ruang kolaborasi dan peningkatan kompetensi bagi para pendidik. Melalui program ini, pendidik PAUD dan PNF dapat saling berbagi pengalaman dan belajar bersama para praktisi yang telah berpengalaman di bidangnya.
Menariknya, sistem pelayanan Klinik IKON dibuat fleksibel dan mudah dijangkau. Pendidik dapat mendaftar langsung melalui mekanisme pendaftaran peserta atau pemanggilan via grup WhatsApp, menyesuaikan dengan kebutuhan dan urgensi.
Fokus utama Klinik IKON mencakup berbagai aspek penting, seperti penerapan kurikulum nasional dan pembelajaran mendalam, penanganan anak berkebutuhan khusus (abk)/inklusi, pengelolaan dapodik dan administrasi pendidikan, survei lingkungan belajar dan tes kemampuan akademik dan mendorong transformasi sdm pendidikan.
Kepala Disdikbud Bontang, Abdu Safa Muha berharap Klinik IKON juga dapat menjadi wadah pembentukan karakter pendidik yang adaptif, reflektif, dan profesional.
Pendampingan dilakukan tidak hanya untuk memperbaiki pemahaman kurikulum, tetapi juga untuk mengasah kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran yang kontekstual dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
“Kami ingin menjadikan Klinik IKON sebagai rumah belajar bagi para pendidik. Tempat di mana mereka bisa datang bukan karena ada masalah, tapi karena ingin berkembang,” ujarnya.
Dengan hadirnya Klinik IKON, Disdikbud Bontang menegaskan bahwa peningkatan mutu pendidikan tidak bisa dilakukan hanya melalui kebijakan, tetapi juga lewat pendekatan manusiawi dan kolaboratif yang menyentuh langsung kebutuhan guru di lapangan. (Advertorial)