Teraskata.com

Dari Timur Membangun Indonesia

Pemkot Bontang Kerahkan Ratusan Personil Gabungan Tertibkan PKL di Pasar Rawa Indah

Pemkot Bontang melakukan penertiban pedagang kaki lima yang berjualan di tiga ruas jalan utama di sekitaran Pasar Taman Rawa Indah, Bontang. Selasa, (20/08/2025). (ft:putri/teraskata)

TERASKATA.Com, Bontang Pemerintah Kota Bontang mengerahkan kekuatan penuh dalam menertibkan pedagang kaki lima yang berjualan di tiga ruas jalan utama di sekitaran Pasar Taman Rawa Indah, Bontang. Selasa, (20/08/2025).

Sebanyak 309 personel tim gabungan Satpol PP, TNI-Polri, dan sejumlah dinas terkait dilibatkan dalam giat yang berlangsung sejak pukul 07.00 WITA ini. Mereka menyasar Jalan KS Tubun, Jalan Ir Juanda dan Jalan Sam Ratulangi.

Dari pantauan teraskata.com, warung kecil menjadi sasaran pembongkaran, spanduk diturunkan, hingga jembatan darurat di atas sungai yang biasa digunakan pedagang ikut diratakan.

Kepala UPT Pasar Rawa Indah, Nurfaidah, membeberkan ada 130 pedagang yang terkena dampak penertiban. Rinciannya, di Jalan KS Tubun 104 pedagang, Samratulangi 8 pedagang, dan Juanda 18 pedagang.

Sejumlah pedagang merespon aksi giat penertiban itu dengan rasa kecewa. Salah seorang pedagang protes jika operasi ini dinilai mendadak dan memberatkan.

”Masa pedagang cuma dikasih waktu seminggu untuk beresin barang. Kami ini enggak sampai ke tengah jalan, sudah mundur, tapi tetap dibilang salah. Maunya apa?” ujar seorang pedagang dengan nada kecewa.

Pedagang menilai, masalah utama bukan pada merek, melainkan bangunan Pasar Rawa Indah itu sendiri. Bagi para pedagang, pasar yang menelan anggaran ratusan miliar rupiah itu gagal menarik kunjungan pembeli.

Masalah lain yang dikeluhkan pedagang adalah terkait biaya sewa lapak di dalam pasar terlalu mahal. Sementara pembeli minim. Kondisi ini membuat banyak pedagang memilih berjualan di pinggir jalan.

Selain itu, mereka juga menyoroti masalah parkir liar. Ongkos parkir yang berlapis dinilai makin membebani pedagang maupun pembeli dengan cara menagih biaya parkir Rp2.000 tiap kali parkir atau sekedar menggeser motor.

Para pedagang berharap pemerintah tidak hanya mengandalkan kekuatan aparat, tetapi juga mau mendengar keluhan mereka secara langsung.

“Kami ini cuma cari makan. Pemerintah enggak ngasih makan, jangan malah menyulitkan. Benahi dulu pasar, bikin akses gampang, biar pembeli ramai. Baru bicara penertiban,” kata salah seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya.

Pedagang meminta agar solusi yang diberikan Pemkot Bontang lebih manusiawi. Mulai dari penataan yang jelas, penyediaan lapak layak, hingga upaya menghidupkan pasar.

Menurut pedagang, ketertiban tidak bisa dicapai dengan operasi sesaat, melainkan dengan kebijakan yang adil, konsisten, dan berpihak pada semua pihak.

Sementara itu, Asisten Perekonomian & Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Bontang, H.Lukman, SS.M.Si saat dikonfirmasi wartawan teraskata.com via WhatsApp mengatakan, pentingnya peran pemerintah Kota Bontang menekankan edukasi kepada para pedagang agar tidak berjualan di bahu jalan. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan masyarakat.

”Asalkan tidak mengganggu pejalan kaki, tidak ada salahnya bagi pedagang untuk sedikit memundurkan lapaknya,” ujar Lukman.

Ia menambahkan, tim penertiban akan dijadwalkan turun dua kali dalam sepekan untuk melakukan pemantauan. Bagi pedagang yang masih melanggar aturan, pendekatan berupa edukasi tetap akan diberikan.

”Kami ingin kawasan tersebut terlihat rapi dan nyaman bagi seluruh masyarakat,” tegas Lukman. (Putri/teraskata)

Tutup