DPRD Kutim Dorong Pemkab Atasi Kemiskinan Lewat Pemberdayaan Berkelanjutan
TERASKATA.Com, Kutai Timur – Di tengah pertumbuhan ekonomi Kutai Timur (Kutim) yang melaju pesat hingga 9,82 persen pada 2024, tantangan kemiskinan masih membayangi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, 37,11 ribu jiwa atau 8,81 persen penduduk Kutim hidup di bawah garis kemiskinan.
Anggota Komisi C DPRD Kutim, Novel Tyty Paembonan, menilai upaya penanggulangan kemiskinan perlu diarahkan pada pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan, bukan sekadar bantuan instan.
Menurutnya, program seperti pelatihan keterampilan kerja, pemberdayaan ekonomi keluarga, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia harus menjadi prioritas.
“Bantuan itu penting, tapi harus disertai bekal untuk berdiri sendiri. Misalnya, anak muda diajarkan keterampilan otomotif atau ibu-ibu dibekali pelatihan membuat produk makanan. Dengan begitu, mereka punya peluang memperbaiki hidup,” ujar Novel ditemui wartawa teraskata.com di Sekretariat DPRD Kutim, pada Jumat, (15/08/2025).
Novel juga menekankan pentingnya mengubah pola pikir masyarakat agar tidak bergantung pada bantuan. Ia mencontohkan, masih ada warga sehat yang memilih mengemis di jalan daripada bekerja.
“Pemerintah perlu hadir, memberi keterampilan, dan membimbing mereka sampai mandiri,” tambahnya.
Ia menilai, keberhasilan program dapat diukur dari perubahan nyata di lapangan. Oleh karena itu, evaluasi dan pendampingan harus berjalan beriringan dengan distribusi bantuan.
“Memberi makan sambil mengajari cara mencari makan, itu yang akan mengangkat mereka dari kemiskinan,” tegasnya.
Selain itu, Novel menyoroti pentingnya akurasi data penerima manfaat. Meski DPRD tidak terlibat langsung dalam verifikasi, pihaknya rutin menyerap aspirasi warga saat reses dan menyampaikannya ke pemerintah sebagai bahan evaluasi.
“Yang dibutuhkan adalah program yang tepat sasaran, terukur, dan benar-benar memberi arah kemandirian,” pungkasnya. (Ronny/teraskata)